SenjaIni.com,PESAWARAN – Ketua DPC PDI Perjuangan, Ir, Hi, Endro Suswantoro Yahman, M, Sc. menyebut, bahwa lingkungan hidup yang sehat menjadikan jiwa sehat dan didalam jiwa yang sehat maka tubuh/badan kita akan sehat. Itulah yang harus kita pahami dan jalankan bersama didalam kehidupan ini agar kita selalu sehat jasmani dan rohani dalam menatap masa depan.
Hal itu dipaparkan Endro S. Yahman, Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pesawaran, Lampung dalam acara “Gerakan Operasi Bersih Sampah” Hari Konservasi Alam tahun 2024 di kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran, Minggu (11/08/2024).
Dikatakan Endro, gerakan operasi bersih sampah ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh keluarga besar PDI Perjuangan, mulai dari fungsionaris DPC, anggota DPRD fraksi PDI Perjuangan, pengurus anak cabang (PAC), pengurus ranting dan pengurus anak ranting.
“Ini kegiatan bersama dilapangan selain dalam rangka konsolidasi partai, juga dalam rangka memperingati hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 10 Agustus,” kata Endro dengan lugas.
Endro yang juga Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan ini melanjutkan bahwa gerakan kebersihan di sungai dan didarat, penghijauan/penanaman tanaman dilahan gundul/kritis, merupakan instruksi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kepada seluruh pengurus dan kader PDI Perjuangan diseluruh Indonesia.
“Pemikiran kelestarian lingkungan hidup ini sebenarnya sudah ada dan dilaksanakan oleh jajaran pengurus partai sejak beliau menjadi Presiden RI. Hal ini karena mandat UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan ekosistemnya,” tegas Endro.
Masih kata Ketua Banteng Pesawaran, untuk lebih menegaskan dan komitmen terhadap konservasi sumberdaya alam, DPR RI melakukan penyempurnaan UU No. 5 tahun 1990 ini menjadi UU Nomor. 32 tahun 2024 tentang Perubahan atas UU No. 5 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Pengesahan ini belum lama, yakni pada Selasa 9 Juli 2024. Kegiatan pelestarian lingkungan, PDI Perjuangan di beberapa tahun terakhir ini semakin intensif di instruksikan di internal partai mengingat meningkatnya frekuensi dan intensitas terjadinya bencana alam hidrometri (banjir), musim panas yang lebih panjang, udara lingkungan yang lebih panas, meningkatnya zat pencemar (emisi CO2) yang menyebabkan polusi udara diperkotaan.
“Ini semua menandakan bahwa telah terjadi perubahan iklim secara nyata disekitar kita. Para petani sekarang kesulitan memprediksi kapan dimulai masa tanam, karena terjadi kekeringan yang panjang. Kalau hal ini tidak segera diatasi, berpotensi terjadinya krisis pangan diseluruh daerah,”ungkapnya.
Tentunya, lanjut Endro. Bencana kekeringan dan banjir silih berganti. Inilah yang menjadi keprihatinan Ibu Megawati. Karena bencana tersebut akan membuat masyarakat menderita, daya beli rendah, pengentasan kemiskinan menjadi terhambat,
“Terhambatnya laju pengurangan keluarga tidak mampu. Kondisi sosial-ekonomi masyarakat seperti ini sangat rawan dimobilisasi, dipengaruhi dalam setiap pemilu, mulai dari pilpres, pileg maupun Pilkada yang menganut sistem demokrasi liberal (pemilihan suara terbanyak). Masyarakat tidak berdaya terhadap “rayuan gombal” para politisi yang tidak bertanggung jawab yang setelah mendapatkan kekuasaan tidak memikirkan masyarakat yang memilihnya,”ucap Endro.
Endro yang juga sebagai Dosen Universitas Trisakti Jakarta ini menjelaskan. Gerakan yang dilakukan PDI Perjuangan secara serentak diseluruh Indonesia diharapkan dapat menggugah para pemimpinan/pengambil kebijakan dari pemerintah pusat sampai daerah agar presiden beserta kepala daerah mempertimbangkan sumberdaya alam, hayati atau lingkungan lingkungan hidup dalam pembangunannya.
“Kebijakan ini sangat mendesak untuk memperbaiki lingkungan demi generasi yang akan datang. Inilah tugas suci PDI Perjuangan yaitu menyelamatkan bumi dan lingkungan hidup,” sebut Endro.
Endro yang berlatar belakang Insinyur teknik kimia UGM ini juga berpesan bahwa para penggiat konservasi alam, mulai dari lembaga pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, pengelola sampah skala rumah tangga, rukun tetangga (RT), rukun warga (RW) dan dilokasi pengelolaan akhir sampah (TPA) perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Kegiatan industri yang jelas-jelas merusak lingkungan harus dikendalikan dan dikelola dengan pendekatan “tekno-ekonomi-lingkungan”. Jadi tidak asal memburu peningkatan ekonomi tapi tidak mengindahkan lingkungan hidup.
“Nanti masyarakat akhirnya akan menjadi korban. Saya sebagai Ketua PDI Perjuangan Kabupaten Pesawaran memerintahkan anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan agar melakukan pengawasan, menginventarisasi pembangunan untuk memastikan bahwa pembangunan tersebut sudah dilengkapi dengan izin lingkungan, dokumen lingkungan (AMDAL, UKL-UPL) yang berkualitas. Jangan sampai dokumen lingkungan hanya sebagai syarat administrasi tapi tidak operasional dalam mencegah dampak lingkungan, apalagi sampai memboroskan sumber daya alam. Kasihan anak cucu kita dimasa depan karena diwarisi oleh sumber daya alam yang sudah rusak, dan bencana hidromteri/banjir terjadi setiap saat musim hujan,”pungkas Endro. (Red)