7.4 C
London
Minggu, Oktober 13, 2024

HUT Desa Bogorejo Ke-32, Herman: Dibalik Tontonan Wayang Kulit, Tersirat Tuntunan

SenjaIni.Com,PESAWARAN — Usai melaksanakan Kirab Budaya dan Grebeg Suro, Pemerintah Desa Bogorejo Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran menutup kegiatan dengan menggelar semarak malam puncak acara dengan menampilkan pagelaran wayang kulit semalam suntuk di balai desa Bogorejo, Senin (29/07/2024) Malam.

Pantauan dilokasi, masyarakat Desa berbondong – bondong mendatangi balai desa untuk menonton pagelaran wayang kulit tersebut.

Pun, para pedagang kuliner yang berada di sekitar kantor Desa Bogorejo tak luput terkena imbas laba, lantaran jajanan nya terjual habis sehingga menghasilkan pundi pundi uang disaku.

Dengan tema “Ruwat Bumi Desa Bersih Bogorejo”, pagelaran wayang kulit dengan lakon “Abimanyu Mbangun Kasatriyan Tanjung Anom” tersebut di bawakan oleh dalang wayang sewon Bantul Jogjakarta, Ki Gondo Suharno S, SN.

Kepala Desa Bogorejo Hermansyah didampingi Ketua TP PKK Desa Bogorejo Ratnawati S.E., menyatakan, pagelaran wayang kulit yang digelar ini dalam rangka peringatan bersih Desa, hari jadi Desa Bogorejo ke-32 dan hari ulang tahun Kabupaten Pesawaran ke-17 sekaligus memperingati tahun baru islam 1 Muharram 1446 Hijriyah.

“Alhamdulillah, memang selama ini kegiatan Desa Bogorejo selalu diberi semangat khusus, di suport dan didukung oleh masyarakat, kalau menurut saya pribadi, kita bersama masyarakat memiliki kecintaan yang kuat terhadap Desa, kemudian ada rasa rindu juga masyarakat terhadap budaya – budaya, salah satunya kesenian Wayang Kulit, menurut saya, kesenian ini juga harus dijaga dan dilestarikan karena salah satu kekayaan seni budaya di Indonesia,” kata Herman.

Herman juga menjelaskan, bahwa masyarakat Desa Bogorejo tersebut mayoritas suku Jawa jadi mereka antusias dengan kegiatan ini yang secara tradisional sudah dilaksanakan di daerahnya di pulau Jawa.

“Kenapa malam puncak acara harus wayang kulit, kita mengambil satu pembelajaran apa yang kita yakini selaku etnis Jawa, bahwasanya di bulan Muharram (Suro) ini, para rasul mendapat banyak musibah, jadi kami orang Jawa ini melakukan satu tirakat sebagai ungkapan rasa belasungkawa kepada para rasul, itu yang menjadi dasar kegiatan salah satunya pada malam hari ini, yaitu dengan mengadakan tirakatan atau melekan, jadi daripada melekan itu diisi dengan hal-hal yang tidak berguna, kalau menurut tradisi diisi lah dengan wayang kulit yang disitu ada tontonan yang menjadi tontonan juga menjadi tuntunan Karna dari wayang lakon -lakon yang dilakukan ada makna, dan ada pembelajaran yang kita renungkan,”jelas Herman.

Lanjut Herman, adapun makna dari lakon Wayang Kulit pada malam ini, “Abimanyu Mbangun Kasatriyan Tanjung Anom”, seperti sosok sosok lain dalam tokoh pewayangan, Bogorejo, semenjak saya menjadi kepala desa ini temanya selalu membangun,” tambah Herman.

Sementara, Camat Gedong Tataan Darlis mengungkapkan apresiasi setinggi tingginya atas penyelenggaraan rangkaian kegiatan HUT Desa Bogorejo ke-32 dan Hari Jadi Kabupaten Pesawaran ke-17 yang sekaligus peringatan tahun baru islam 1 Muharram 1446 Hijriyah.

” Apresiasi untuk Kepala Desa Bogorejo, karena selama bapak Herman memimpin, Desa ini sudah masuk kategori penilaian tingkat nasional ini sangat luar biasa sekali, semoga pagelaran wayang kulit pada malam hari ini dapat berjalan lancar, tertib, aman, dan tidak kurang suatu apapun,”kata Darlis. (Red).

Latest news
- Advertisement -
- Advertisement -
Related news
- Advertisement -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here