SenjaIni.com,(SI), LEBAK – Dewasa ini Isu bencana alam sedang ramai dibicarakan terutama di tengah masyarakat, Lebak Selatan sebagai daerah rawan bencana gempa bumi. Berita-berita mengenai megathrust dan segala informasi tentang potensi bencana alam menjadi perbincangan yang sedikit membangun kekhawatiran di tengah masyarakat.
Untuk menindaklanjuti hal itu Garda Cendekia sebagai komunitas di bawah pembinaan Yayasan Antara Cipta Karsa yang berfokus pada Pendidikan, Lingkungan dan Sosial tentu saja mengambil langkah strategis untuk menemukan Solusi yaitu dengan melakukan edukasi kebencanaan meliputi potensi bencana di daerah, langkah-langkah kesiapsiagaan bencana dan mitigasi bencana alam.
Ide tersebut terealisasikan dengan bermitra bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk melaksanakan program peningkatan mutu dan kepeloporan pemuda. Pada 24 Agustus 2024 Garda Cendekia membentuk tim pemuda pelopor untuk kebencanaan, sebagai jawaban di tengah pemberitaan kebencanaan yang sedang ramai.
Kegiatan yang dilakukan sebagai edukasi dan mitigasi bencana alam dalam Rangka Peningkatan Mutu Dan Kepeloporan Pemuda.
Edukasi bencana alam ini diawali dengan dilakukannya seminar kebencanaan di aula SMAN 1 Cilograng dengan menghadirkan narasumber yang kompeten dari Dinas Pemuda dan Olahraga, Norriyatna A Permana.
Sebagai tokoh kepemudaan, Norriyatna mengungkapkan bahwa pemuda lah yang akan menjadi pemegang peran penting di tengah masyarakat, sehingga perlu senantiasa memberikan manfaat dan dampak secara nyata.
“Menjadi pemuda pelopor di tengah masyarakat dalam hal kebencanaan dapat menyalurkan edukasi dan pengetahuan tentang bencana kepada masyarakat sekitar,” kata Norriyatna. Sabtu (07/09/2024).
Kemudian, pada hari berikutnya anak-anak muda di Lebak Selatan diajak untuk menyadari potensi bencana alam, dan diberikan edukasi kesiapsiagaan bencana alam, langkah-langkah untuk menyikapi darurat bencana, simulasi bencana alam, serta membentuk pelopor pemuda siaga bencana.
“Harapannya para pemuda yang menjadi peserta pada kegiatan ini sebanyak 40 orang inilah yang akan menjadi pelopor di masyarakat dan memberikan edukasi kepada keluarga dan masyarakat di sekitarnya,” jelas dia.
Sementara, Ketua Tim Gugus Mitigasi Lebak Selatan, Anis Faisal Reza menambahkan, untuk menyikapi potensi bencana alam adalah suatu kemungkinan yang tidak dapat dipastikan terjadinya. Oleh karena itu, masyarakat harus menyadari kebencanaan dengan siap siaga tanpa rasa khawatir yang berlebihan.
“Selain itu, dihadirkan pula narasumber mengenai tanggap darurat bencana yaitu Sri Dewi Patimah sebagai akademisi Geografi Lingkungan. Hal yang disampaikan adalah langkah-langkah siap siaga bencana, serta hal-hal penting dalam menanggapi tanggap darurat bencana,”kata Anis.
Adapun rangkaian kegiatan di hari berikutnya adalah simulasi bencana alam gempa bumi dan tsunami serta simulasi tanggap darurat bencana. Kegiatan simulasi kebencanaan dilakukan di Goa Langir Bayah.
Kemudian peserta pemuda pelopor kebencanaan melakukan simulasi bencana secara langsung di area pesisir Pantai Bayah
Sri Dewi salah satu peserta mengungkapkan ‘simulasi dan materi kebencanaan dilakukan di area pesisir untuk melakukan observasi secara langsung terkait dengan karakteristik pesisir dan pantai sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana sedini mungkin.
“Simulasi dilaksanakan dalam bentuk praktek penanganan bencana alam yang dipandu oleh seorang instuktur sarjana kelautan yang aktif menjadi relawan kebencanaan yaitu Ahmad Rido Fairuzi sarjana kelautan dari Universitas Jendral Soedirman,” ujarnya.
Peserta juga melakukan simulasi bencana tsunami dan gempa bumi serta simulasi tanggap darurat dengan praktik melakukan pertolongan kepada korban bencana alam.
Rangkaian kegiatan Edukasi dan Mitigasi Bencana Alam yang dilakukan harapannya dapat menciptakan outcome yang berlanjut dalam kesadaran bencana di Lebak Selatan.
Karena sudah seharusnya edukasi dan mitigasi bencana alam dilakukan secara masif di Lebak Selatan.
Untuk diketahui, kegiatan ini digelar oleh Yayasan Antara Cipta Karsa, bekerjasama dengan Garda Cendekia, relawan dan para pemuda yang sudah tergabung dalam kegiatan edukasi kebencanaan. (Indra).